Peta Sebaran
Stunting, Wasting dan Obesitas
Kepadatan penduduk per-wilayah kecamatan di Kota Palembang dibagi menjadi delapan kategori yang ditunjukkan dengan kegelapan warna, yaitu semakin gelapnya warna yang ada di peta, maka semakin padat penduduk di wilayah tersebut. Dari gambar 1 diketahui bahwa kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Seberang Ulu I, sebanyak 11233 jiwa/km2 dan kepadatan penduduk terendah terletak di Kecamatan Gandus, sebanyak 1145 jiwa/ km2 . Pelayanan kesehatan paling banyak ditemui di Kecamatan Ilir Barat I dan paling sedikit di Kecamatan Gandus. Keberadaan pasar belum tersebar secara merata di seluruh wilayah kecamatan. Pipa PDAM hampir tersebar merata di semua kecamatan dan jaringan sungai terlihat melewati wilayah Kecamatan Gandus, Kertapati, Ilir Timur I, Ilir Timur II, Ilir Timur III, Ilir Barat II, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Bukit Kecil, Jakabaring, Kalidoni, dan Plaju.
Wilayah dengan warna pekat atau memiliki prevalensi stunting 1%-1,4% terdapat di wilayah Kecamatan Seberang Ulu I sebesar 1,4% serta di wilayah Kecamatan Bukit Kecil sebesar 1,1%. Sedangkan wilayah dengan kasus stunting paling sedikit dengan prevalensi 0,2% terdapat di Kecamatan Sukarami. Berdasarkan peta tersebut, kasus stunting banyak ditemui pada wilayah yang saling berdekatan, yaitu di bantaran sungai serta wilayah kecamatan dengan kepadatan penduduk lebih dari 8500 jiwa/km2.
Wilayah dengan warna pekat atau memiliki prevalensi wating 1,2%-1,8% terdapat di wilayah Kecamatan Sukarami sebesar 1,8% dan di wilayah Kecamatan Ilir Timur II sebesar 1,3%. Sedangkan kasus wasting paling sedikit dengan prevalensi 0,1% terdapat di Kecamatan Kemuning. Berdasarkan peta tersebut, kasus wasting banyak ditemui pada wilayah kecamatan dengan ketersediaan pasar yang hanya sedikit.
Wilayah dengan warna pekat atau memiliki prevalensi obesitas 1,03%-1,55% terdapat di wilayah Kecamatan Ilir Timur III sebesar 1,55%. Terdapat empat kecamatan tanpa kasus obesitas, yaitu Kecamatan Alang-Alang Lebar, Bukit Kecil, Plaju, dan Sako.
Wilayah dengan prevalensi stunting >30% disimbolkan dengan wilayah berwarna merah gelap dan semakin rendah angka prevalensi stunting pada suatu wilayah, semakin pudar pula warna merah pada wilayah tersebut. Berdasarkan kategori prevalensi stunting dari WHO Kota Palembang termasuk kota dengan prevalensi stunting sangat rendah karena semua wilayah kecamatan di Kota Palembang memiliki prevalensi stunting dibawah 2,5% yang ditandai dengan warna krim pada peta. Pada peta diatas terlihat bahwa kasus balita stunting paling banyak Kota Palembang yaitu berada di Kecamatan Seberang Ulu II sebanyak 69 balita stunting dengan prevalensi 0,99% dan disusul oleh Kecamatan Seberang Ulu I sebanyak 67 balita stunting dengan prevalensi 1,05%. Untuk kasus stunting terendah pertama yaitu di Kecamatan Kemuning sebanyak 12 balita stunting dengan prevalensi 0,21% dan disusul oleh Kecamatan Sematang Borang sebanyak 3 balita stunting dengan prevalensi 0,08% .
Pemetaan Kekurangan Energi Kronik (KEK) disandingkan dengan kasus stunting dalam bentuk diagram pie dan disimbolkan dengan warna hijau dan kuning. Untuk ibu tanpa riwayat KEK disimbolkan dengan diagram pie berwarna hijau, sedangkan ibu dengan riwayat KEK disimbolkan dengan diagram pie berwarna kuning. Dari pemetaan dapat dinyatakan mayoritas balita stunting di Kota Palembang mempunyai ibu yang tidak memiliki riwayat KEK, namun ada 2 dari 18 kecamatan terdapat beberapa balita stunting dengan ibu yang memiliki riwayat KEK yakni di Kecamatan Seberang Ulu II dengan jumlah balita stunting yang mempunyai ibu tanpa riwayat KEK sebanyak 65 ibu, lalu untuk balita stunting yang mempunyai ibu dengan riwayat KEK sebanyak 4 ibu, selanjutnya yaitu Kecamatan Ilir Timur I dengan jumlah balita stunting yang mempunyai ibu tanpa riwayat KEK sebanyak 16 ibu, sedangkan balita stunting yang mempunyai ibu dengan riwayat KEK sebanyak 1 ibu yang disimbolkan ada warna kuning dalam diagram tersebut yaitu ibu dengan riwayat KEK.
Pemberian ASI eksklusif disandingkan dengan kasus balita stunting dalam bentuk diagram pie dan disimbolkan dengan warna hijau dan kuning. Untuk balita stunting yang memperoleh ASI eksklusif disimbolkan menggunakan diagram pie berwarna hijau, lalu untuk balita stunting yang tidak diberikan ASI eksklusif disimbolkan menggunakan diagram pie berwarna kuning. Pada peta diatas bahwa hampir seluruh balita stunting di Palembang sudah memperoleh ASI eksklusif, namun masih terdapat 3 dari 18 kecamatan terdapat balita stunting yang belum memperoleh ASI eksklusif, yaitu Kecamatan Seberang Ulu II dengan jumlah pemberian ASI eksklusif sebanyak 68 dan tidak ASI eksklusif sebanyak 1, Kecamatan Ilir Timur II dengan jumlah balita yang ASI eksklusif sebanyak 28 dan tidak ASI eksklusif sebanyak 1, demikian pula pada Kecamatan Alang-Alang Lebar, jumlah pemberian ASI eskklusif sebanyak 18 dan tidak asi eksklusif sebanyak 1.
Berat badan lahir bayi disandingkan dengan kasus balita stunting dalam bentuk diagram pie dan disimbolkan dengan warna hijau dan kuning. Untuk balita stunting yang memiliki Berat Badan Lahir Normal (BBLN) disimbolkan diagram yang berwarna hijau, lalu balita stunting dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) disimbolkan dengan diagram berwarna kuning. Mayoritas penderita stunting pada balita di kecamatan Palembang sudah memiliki berat badan lahir yang normal, tetapi terdapat 4 dari 18 kecamatan terdapat balita stunting memiliki BBLR, yaitu Kecamatan Seberang Ulu I dengan jumlah balita BBLN sebanyak 66 dan balita BBLR sebanyak 1, Kecamatan Seberang Ulu II dengan jumlah balita BBLN sebanyak 67 dan balita BBLR sebanyak 2, Kecamatan Ilir Timur I dengan jumlah balita BBLN sebanyak 16 dan balita BBLR sebanyak 1, dan Kecamatan Ilir Timur III dengan jumlah balita BBLN sebanyak 18 dan balita BBLR sebanyak 1.
Status ekonomi keluarga disandingkan dengan kasus balita stunting dalam bentuk diagram pie yang disimbolkan dengan warna hijau dan kuning. Untuk keluarga dengan ekonomi menegah keatas disimbolkan dengan diagram pie berwarna hijau, sedangkan keluarga dengan ekonomi menengah kebawah disimbolkan dengan diagram pie berwarna kuning. Mayoritas penderita stunting pada balita di kecamatan Kota Palembang berasal dari keluarga yang memiliki ekonomi menengah ke bawah, namun terdapat 3 dari 18 kecamatan terdapat balita stunting dengan ekonomi keluarga yang menengah ke atas dengan persentase 100% dari seluruh balita stunting yaitu pada Kecamatan Sematang Borang, Kecamatan Alang-Alang Lebar dan Kecamatan Seberang Ulu I. Sedangkan 3 dari 18 kecamatan terdapat balita stunting dengan ekonomi keluarga yang menengah ke bawah dengan persentase 100% dari semua balita stunting yang ada yaitu dari Kecamatan Ilir Timur I, Kecamatan Ilir Timur III dan Kecamatan Kertapati.