PIS-PK
PIS-PK

PIS-PK

(PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA)

Pemetaan Indeks Keluarga Sehat (IKS) berdasarkan wilayah kerja puskesmas yang dilakukan pada 41 wilayah, dapat dilihat bahwa terdapat 7 wilayah dengan tingkat IKS tertinggi (keluarga sehat) yang ditempati oleh Kelurahan Kampus (0.91), Makrayu (0.9), Basuki Rahmat (0.87), Multi Wahana (0.85), Tegal Binangun (0.85), Plaju (0.83), dan Alang-alang Lebar (0.82). Dan ditemukan 1 wilayah dengan tingkat IKS terendah (keluarga tidak sehat) di Kelurahan Karya Jaya (0.42).

Berdasarkan pemetaan wilayah kerja puskesmas Kota Palembang di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) tiga tertinggi ditempati oleh Sematang Borang (99.65%), Kertapati (99.63%), dan Punti Kayu (99.24%). Sedangkan frekuensi keluarga yang tidak mengikuti program KB ditempati oleh Multi Wahana (58.48%), Ariodillah (67.53%), dan Bukit Sangkal (70.74%).

Pemetaan berdasarkan wilayah kerja puskesmas Kota Palembang menunjukkan bahwa persentase tertinggi ibu yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 100% pada 14 wilayah yang meliputi wilayah Puskesmas Sematang Borang, Sosial, 23 ilir, 11 Ilir, Taman Bacaan, Padang Selasa, OPI, Sukarame, Talang Betutu, Sako, Sei Baung, 4 Ulu, Karya Jaya, dan Boom Baru. Sedangkan persentase terendah diduduki oleh wilayah Puskesmas Kampus.

Dilihat berdasarkan pemetaan wilayah kerja puskesmas Kota Palembang, didapatkan persentase indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebesar 100% pada 24 wilayah yang meliputi wilayah Puskesmas Sematang Borang, Taman Bacaan, Padang Selasa, OPI, Sukarame, Sako, Sei Baung, Karya Jaya, Talang Ratu, Kertapati, 5 Ilir, 7 Ulu, Sekip, Dempo, Pakjo, Merdeka, 1 Ulu, Nagaswidak, Punti Kayu, Gandus, Pembina, Basuki Rahmat, dan Makrayu. Sedangkan wilayah Puskesmas Makrayu menduduki posisi terendah dengan persentase sebesar 82.72%.

Pemetaan di atas menunjukkan wilayah Puskesmas Sosial dengan posisi tertinggi (100%) terkait indikator bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, diikuti oleh wilayah Puskesmas Kertapati (99.73%) dan Nagaswidak (99.71%). Dan wilayah dengan posisi terendah memiliki persentase sebesar 78.44% yang diduduki oleh wilayah Puskesmas Karya Jaya.

Sebaran indikator balita yang mendapatkan pemantauan pada pertumbuhannya dilihat berdasarkan pemetaan di atas menunjukkan bahwa wilayah Puskesmas Sosial menduduki tempat pertama dengan persentase sebesar 100%, diikuti oleh Kertapati (99.81%) dan Nagaswidak (99.54%). Di sisi lain, wilayah Puskesmas Kampus (88.1%), Bukit Sangkal (86.91%), dan Tegal Binangun (83.43%) menempati posisi terendah dalam pemantauan dan pertumbuhan balita.

Wilayah Puskesmas Puntikayu berhasil menyempurnakan indikator ke-6 dengan persentase sebesar 100%, dan diikuti oleh wilayah Puskesmas 23 Ilir (97.03%), dan Sukarami (95.45%). Bertolak belakang dengan wilayah Puskesmas yang mendapatkan persentase sempurna, wilayah Puskesmas Padang Selasa menempati posisi terakhir dengan perbedaan persentase yang cukup signifikan, yakni sebesar 22.96%), dan diikuti oleh wilayah Puskesmas 1 Ulu (24.22%), dan Pakjo (30.67%). Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat banyak wilayah yang dapat menjadi prioritas untuk menunjang keberhasilan penurunan frekuensi penderita TB paru.

Rata-rata penderita hipertensi pada wilayah Puskesmas Talang Ratu telah melakukan pengobatan secara teratur, yakni sebesar 98.59%, dan diikuti oleh wilayah Puskesmas Kertapati (98.48%), dan 23 Ilir (96.54%). Di sisi lain, terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada wilayah Puskesmas Multiwahana dimana tingkat pengobatan hipertensi di wilayah tersebut masih rendah, yakni sebesar 30.6%. Adapun wilayah lain berikutnya diduduki oleh Puskesmas 1 Ulu (46.18%)

Semua penderita (100%) gangguan jiwa pada wilayah Puskesmas 23 Ilir dan Sematang Borang di tahun 2023 mendapatkan pengobatan dan tidak ada jiwa yang diterlantarkan. Berbanding terbalik dengan wilayah Puskesmas Pakjo, Dempo, Kalidoni, dan 1 Ulu yag masih berada di posisi terendah dengan persentasi tidak lebih dari 30%. Untuk itu, indikator ini masih membutuhkan perhatian yang mendalam dengan memprioritaskan wilayah dengan tingkat urgensi yang tertinggi.

Pada indikator ini, tidak ada wilayah dengan persentase 100% yang menyatakan bahwa seluruh anggota keluarga di wilayah tersebut tidak ada yang merokok. Namun posisi tertinggi diduduki oleh wilayah kerja Puskesmas Keramasan dengan persentase sebesar 94.16%, dan diikuti oleh beberapa wilayah lainnya, antara lain : Sosial (91,61%), Padang Selasa (90.9%), dan Kalidoni (90,65%).