Mural (Lukisan dinding) dan Edukasi Kebersihan Lingkungan di Kampung 26 Ilir Kota Palembang
Mural (Lukisan dinding) dan Edukasi Kebersihan Lingkungan di Kampung 26 Ilir Kota Palembang
Sel, 30 Juli 2024 5:06
j1

Series: Lesson to Learn From English Camps 2024

Oleh: Juliyanti Recheilla Gultom, Atin Sefiana, Meyra Syania Putri, Nyimas Dwi Aprillia, Salima Istiqamah, Zahnia Aulia Alkey, Dhea Kalista, Tiara Celcia

Email: juliyantireichellagultom@gmail.com, atinsefiana@gmail.com, meyrasyania@gmail.com, dwiaprilianyimas@gmail.com, salimaistiqomah@gmail.com, zahniaalkey529@gmail.com, kalistadhea88@gmail.com, celciatiara6@gmail.com

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya

 

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Republik Indonesia sampah adalah siso gawean sehari-hari manusio dan/atau proses alam yang tebentuk padet. Sampah adalah sesuatu atau bahan yang lah dak tepake lagi oleh manusio dan akhirnyo dibuang cak itu be. Faktanyo Indonesia menjadi salah sikok negara penyumbang sampah tebanyak di dunio. Diambek dari data goodstatistic terdapat 17,4 juta ton sampah yang dihasilke di tahun 2023. Dari segi kesehatan, penggunaan berbagai jenis produk plastik dapat menimbulke penyakit berbahayo cak kanker, gangguan kehamilan, dan kerusakan jaringan tubuh lainnyo. Sampah plastik ini jugo sangat susah dibuang dan terurai di bawah tanah bagi lingkungan. Hal tersebut pada akhirnyo dapat merusak tanah, mencemari tanah dan jugo sumber air tanah.

Permasalahan yang bedampak untuk kesehatan wargo permukiman sering nian disebabke oleh jeleknyo kebersihan wargo dan lingkungannyo. Beberapo faktor yang menyebabke penurunan kualitas lingkungan antara lain disebabke oleh rendahnyo pengetahuan masyarakat terhadap lingkungan hidup dan rendahnyo kepekaan masyarakat dalam menyerap informasi yang bermanfaat bagi wong-wong. Selain itu, susahnyo ngubah pola hidup membuang sampah sembarangan, serto lalai dalam memperhatike lingkungan sehinggo mengakibatkan lingkungan menjadi kotor.

Mural merupakan salah sikok macam seni grafis yang menggunoke dinding sebagai medianyo. Kato “mural” berasal dari kato latin “murus” yang berarti dinding. Dalam terminologi modern, mural mengacu pado lukisan besar yang dipasang di dinding (dalam atau luar ruangan), langit-langit, atau area datar lainnyo. Menurut Susanto (2002:76), mural adalah lukisan berukuran besar yang dibuat untuk menunjang suatu ruang arsitektural. Menafsirkan lebih lanjut pengertian tersebut, mural sebenarnyo dak pacak dipisahke dari sikok bangunan, dalam hal ini dinding. Dinding dianggap dak cuman sebagai partisi ruangan atau sekedar elemen yang wajib ado di sebuah rumah atau bangunan, tapi jugi sebagai sarana memperalap sebuah ruangan.

Kalu aku jadi seorang peneliti epidemiologi: Berdasarke beberapo permasalahan dipucuk disertake beberapo fungsi dari mural, penulis tertaeij untuk melakuke penelitian terkait keefektifan mural untuk edukasi kebersihan lingkungan di Kampung Sayur dan Kampung Literasi , Palembang. Penelitian ini menggunoke studi analitik metode cross sectional (potong lintang) untuk meningkatke pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan melalui edukasi  seni mural. Lokasi penelitian ini menggunoke duo tempat sebagai bentuk perbandingan yaitu pada kampung Sayur dan kampung literasi. Hal itu bertujuan membandingke tingkat keefektifan edukasi melalui mural pada duo lokasi dengan waktu yang bersamoan.

Penelitian ini menggunoke sampel segalo masyarakat di lokasi yang agek diteliti. Tapi ado beberapo kelemahan dalam melakuke penelitian ini, diantaranyo tu cak kurangnya tempat untuk dijadikae seni mural, membutuhke waktu yang lamo karno pembuatan mural dak pacak dilakuke dalam waktu sehari, membutuhke banyak uong, dan pesan yang nak disampaike belum tentu pacak dipahami dengan jelas meskipun lah dibaco. Kelebihan dalam penelitian ini yaitu mural mudah untuk menarik perhatian banyak uong sehinggo idak membutuhke banyak waktu untuk mengumpulke uong dalam mengasih edukasi, dan jugo pacak memperindah lingkungan sekitar.

Kelebihan dalam menggunoke studi desain cross sectional adalah efisien dan murah dalam penelitian, dapat mengidentifikasi factor dengan mudah, dan dapat membandingke hasil penelitian, tapi studi desain cross sectional ini memiliki beberapo kelemahan, yaitu dak pacak menyimpulke kausalitas, ketergantungan pado tindakan laporan mandiri, dan dak pacak menetapke penyebab.

Observasi Mural di Kampung Sayur 26 Ilir

Foto 1: Tempat sampah organik dan non organik

Gambar 1: Jenis Tempat Sampah di Kampung Sayur Cempako, 26 Ilir (Dokumentasi tim Penulis)

Pada Kampung Sayur Cempako 26 Ilir Palembang, wong-wong  sudah punyo tempat sampah untuk jenis sampah yang laen-laen, yaitu untuk sampah organik dan sampah anorganik, seperti yang tejingok di gambar. Dengan cak itu, Kampung Sayur sudah melakuke langkah baik dalam hal pengedukasian pemilahan sampah untuk menjago lingkungan serta mengembangke kepedulian masyarakat akan sampah yang menjadi tanggung jawab samo-samo. Selaen dari adonyo penyediaan tempat sampah berdasarke jenis-jenisnyo, mengedukasi masyarakat mengenai pemilahan sampah dapat jugo melalui media mural pada dinding. Mural di dinding ini memiliki daya tarik nyo dewek, dengan media ini jugo sangat mudah untuk menarik perhatian uong-uong khususnyo anak-anak untuk nyingok gambarnyo dinding itu, selain karno gambar yang ditampilke menarik, ukuran gambar yang besak jugo membuat kito puas untuk nyingoknyo.

Foto 2: Mural Alfabet Kampung Sayur

Gambar 2: Mural Alfabet Kampung Sayur 26 Ilir (Dokumentasi Tim Penulis)

Mural ini jugo nambahke keindahan pada Kampung Sayur. Laju, penggunaan media mural di dinding dalam ngenjoke edukasi terkait pemilihan sampah yang menjadi salah sikok yang efektif karno dapat tejingok secaro jelas oleh siapo bae, menarik perhatian anak-anak yang membuat anak-anak inget untuk membuang sampah pado tempatnyo dan jugo sesuai dengan jenisnyo. Di kampung 26 Ilir mural yang telah dibuat, contohnyi mural alfabet yang membantu mengedukasi anak-anak untuk mengenal huruf. Secaro dak langsung anak-anak tertarik untuk nyingok sekaligus membaco huruf yang sudah di gambarke.

Foto 3: Daur ulang sampah botol

Gambar 3: Pemanfaatan Botol Plastik Kampung Sayur 26 Ilir (Dokumentasi Tim Penulis)

Hasil dari pemilahan sampah tesebut pacak di daur ulang dan dimanfaatke lagi, dan itulah yang dilakuke oleh masyarakat di Kampung sayur. Cak yang tejingok pado gambar, wong-wong itu mendaur ulang lagi sampah yang masih layak menjadi sesuatu yang bermanfaat, cak botol, pipa, dan ban bekas yang diubah menjadi pot untuk tanaman toga, yang mano tanaman toga ini sangat bermanfaat untuk kesehatan. Botol-botol bekas jugo digunakan sebagai hiasan yang memperindah lingkungan Kampung Sayur. Masyarakat Kampung Sayur mengolah sampah dengan efektif dan estetik. Oleh karena itu, tejingok jelas kalu edukasi pemilahan sampah sangat penting terkhusus untuk anak-anak sebagai penerus, yang mano mereka memiliki tanggung jawab untuk tetap terus menjago lingkungan Kampung Sayur yang sudah terawat dan terus mengusahakan yang lebih baik untuk kampung ini serto terus berinovasi menciptake hal-hal yang bermanfaat dengan penggunaan sampah. Pemilahan sampah yang baik akan menghasilke sesuatu hal yang baik bagi lingkungan dengan berbagai caro.

Observasi Mural di Kampung Literasi 26 Ilir

Foto 1: Bank sampah kampung literasi

Gambar 4: Bank Sampah Kampung Literasi 26 Ilir (Dokumentasi Tim Penulis)

Di kampung 26 Ilir lah punyo beberapo tempat pembuangan sampah, cak dibuatnyo bank sampah. Hal itu jugi menolong meningkatkae kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pado tempatnyo. Tentunyo sedikit demi sedikit kebersihan lingkungan mulai tejago. Bank sampah ini agek tu secaro rutin di tampung oleh wong yang wajib untuk disalurke ke tempat pembuangan sampah akhir dengan kato-kato edukatif “dulu sampah, sekarang berkah”.

Foto 2: Mural bunga dikampung 26 ilir

Gambar 5: Mural Bunga Kampung 26 Ilir (Dokumentasi Tim Penulis)

Edukasi terkait dengan mural di Kampung 26 Ilir sudah dilakuke dengan baek, cuman ado mural digunake cuma untuk nambah ke aesthetic-kan tempat. Di kampung 26 Ilir memiliki banyak dinding jalan yang belum digunakan dengan baik, contohnyo untuk dijadike mural. Di kampung 26 Ilir punyo beberapo kekurangan cak  kurangnyo peran masyarakat untuk mengaplikasike menjadi bahan edukasi. Walaupun mural punyo beberapo kekurangan, mural jugo menarik perhatian anak-anak untuk nyingok gambar laju tanpa sadar membaco tulisan yang ado pado mural dan edukasi yang diberike.

Lesson to learn: Dari beberapo observasi yang kami lakuke, terkait dengan seni mural yang menjadi salah sikok media pemberian edukasi kesehatan, terbukti bahwasanyo seni mural cukup efektif untuk digunake sebagai media edukasi kesehatan. Hal ini dikarnoke seni mural punyo daya tariknyl dewek, gambarnyo yang dibuat dengan desain serto warno yang menarik dan ceria yang agek menarik perhatian uong-uong, terus dipaduke dengan kalimat ataupun kato-kato yang sederhano namun informasinyo tersampaike. Laju kepengenan membaco pun meningkat dan pengetahuan masyarakat akan kesehatan jugo meningkat. Seni mural ini jugo merupakan representasi agar setiap masyarakat pacak menjago kesehatan dirinyo dan lingkungan sekitarnyo. Seni mural ini jugo menjadi media yang dapat menginspirasi masyarakat dalam melakuke aksi kesehatan masyarakat dimulai dari akar.

Editor: Najmah, Erfina Umar, Sukmawati

https://lajusumsel.co.id/3254-baca-berita-mural-(lukisan-dinding)-dan-edukasi-kebersihan-lingkungan-di-kampung-26-ilir-kota-palembang.html

Laporan

Komentar

Tidak ada komentar

Tulis Komentar

Artikel Lainnya

Bahasa Lokal Berperan Penting dalam Edukasi Stunting-Wasting
Pengembangan media edukasi cegah stunting dan wasting ini diawali dengan mela...
Jum, 4 Oktober 2024 | 8:53
Merawat Harapan : Suara Anak dan Remaja yang Bermukim pada Slum Area di Rumah Susun 24 Ilir
Sumber :Reportase : Bella Safhira, Tarisha Kahla Sabitha, Lian Tarina, Salsab...
Sel, 30 Juli 2024 | 9:16
Suara Anak Bantaran Sungai Musi : Studi Photovoice pada Kegiatan : Part 2
Oleh: Najmah, Mala Ramawati, Shinta Azizah, Azmiya Rahma Zanjabila, Citra Ayu...
Sel, 30 Juli 2024 | 9:12
Suara Anak Bantaran Sungai Musi: Photovoice di Sanitary Camps Musi River : Part 1
Oleh: Devina Alya Gustanti, Fadila Suci Amalia, Risnanda Syauqiyah, Deva Putr...
Sel, 30 Juli 2024 | 9:08