Suara Anak Bantaran Sungai Musi: Photovoice di Sanitary Camps Musi River : Part 1
Suara Anak Bantaran Sungai Musi: Photovoice di Sanitary Camps Musi River : Part 1
Sel, 30 Juli 2024 9:08
b5

Oleh: Devina Alya Gustanti, Fadila Suci Amalia, Risnanda Syauqiyah, Deva Putri Aliza & Erni Wahyuni

 (Mahasiswa Kesehatan Lingkungan FKM Unsri)

Editor: Mahwa Savira 

INSTAGRAM : @SanitaryCamps_2022

“Sampah itu bukan dari sampah kami kak, tapi sampah dari ulu sungai kalo banjir, Harni 10 tahun….

 

Sabtu ini anak-anak dibagi per gelembung kecil di setiap lorong. Kakak-kakak mahasiswa berjaket Kuning, mentereng terlihat dari kejauhan bersiap-siap berkeliling di bantaran Sungai Musi. Apa yang akan mereka lakukan. Kali ini, kami menerapkan ilmu kualitatif kami, tentang Photovoice? 

Apa itu Photovoice?

Photovoice adalah salah satu sarana yang efektif untuk menyuarakan pandangan dan perasaaan melalui foto. Pada kegiatan ini anak-anak diajak berkeliling di Kampung 13 Ulu, kemudian anak-anak diberikan smartphone untuk memfoto objek yang akan diambilnya. Dengan photovoice diharapkan anak-anak dapat menjelaskan objek yang diambilnya. Lalu, kakak-kakak bertanya, apa yang ingin adek-adek sampaikan dari foto yang diambil ini?

Apa suara mereka terkait bantaran Sungai Musi?

Satu persatu-satu anak-anak menjelaskan isi fotonya:

”Tempat ini banyak sampah, jelek, banyak nyamuk dan bisa jadi penyebab penyakit.” kata Rahma, 12 tahun.

“Banyak orang buang sampah sembarangan di sungai akibatnya lingkungan sungai menjadi kotor dan bisa mengakibatkan banjir dan penyakit kulit karena air sungai disini dijadikan sumber air untuk kami mandi,” kata adek Kasna, 8 tahun.

“Aku ingin lorong ini jadi hijau, dan kami bisa melihat sayur-sayuran di bantaran Sungai Musi,” kata adek Zihan 9 tahun.

 

Kami belajar mendengar dan mendengar untuk belajar dari anak-anak yang masih memiliki masa depan yang panjang ini. Mereka punya mimpi sederhana, ada kampung ramah anak, kampung tanpa sampah. Realita yang ada masih jauh dari mimpi yang diharapkan, dan mereka mau tak mau setiap hari melihat hamparan sampah disekeliling rumah mereka. beradaptasi dengan keadaan yang ada, bukan kata yang tepat. Tapi tidak ada pilihan untuk kampung yang bebas sampah, menjadi Pekerjaan Rumah untuk semua pihak. Mari bergerak menyuarakan suara-suara masa depan melalui media sosial dan buku.

Berita

Komentar

Tidak ada komentar

Tulis Komentar

Artikel Lainnya

Bahasa Lokal Berperan Penting dalam Edukasi Stunting-Wasting
Pengembangan media edukasi cegah stunting dan wasting ini diawali dengan mela...
Jum, 4 Oktober 2024 | 8:53
Merawat Harapan : Suara Anak dan Remaja yang Bermukim pada Slum Area di Rumah Susun 24 Ilir
Sumber :Reportase : Bella Safhira, Tarisha Kahla Sabitha, Lian Tarina, Salsab...
Sel, 30 Juli 2024 | 9:16
Suara Anak Bantaran Sungai Musi : Studi Photovoice pada Kegiatan : Part 2
Oleh: Najmah, Mala Ramawati, Shinta Azizah, Azmiya Rahma Zanjabila, Citra Ayu...
Sel, 30 Juli 2024 | 9:12
Mural (Lukisan dinding) dan Edukasi Kebersihan Lingkungan di Kampung 26 Ilir Kota Palembang
Series: Lesson to Learn From English Camps 2024 Oleh: Juliyanti Recheilla Gul...
Sel, 30 Juli 2024 | 5:06