Oleh : Aldinda Rapris, Anas Shalih Mahdi Al-Banna, Anisa Heppyta Oktarini, Carolina Elizabeth, Gusman Malik Nusantara, Nosita Rahmadanis, Muhammad Karoni
Email : aldindarapris0@gmail.com
(Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya)
Sampah styrofoam mendominasi sampah yang bermuara ke sungai dan laut. Foto: Shutterstock
Tahukah Kalian Terbuat Dari Apo Styrofoam Itu?
Wadah styrofoam tesusun dari polimer polimer yang berasal dari bahan kimia adiktif. Zat adiktif dari wadah itu pacak berpindah ke dalam makanan yang terkemas, yang pacak berbahayo bagi kesehatan manusia karena memiliki sifat karsinogenik. Styrofoam atau busa plastik lazim dipakek untuk pelindung bahan mudah pecah atau disebut juga fragile.Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebelumnyo dikenal sebagai Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), disimpulkan bahwa antara tahun 2018, sejumlah 0,27 juta hingga 0,59 juta ton sampah sudah masok ke laut dari 18 kota utamo di Indonesia. Sampah styrofoam mencatat sebagai jenis sampah yang paling banyak ditemui dalem penelitian tersebut.
Selain itu styrofoam jugo dapet ngerugi makhluk hidup dan mengganggu ekosistem, karena styrofoam merupakan bahan yang sulit terurai. Styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500 –1 juta tahun untuk dapet terurai, oleh kareno itu sebaiknyo kita dapet menghindari penggunaan styrofoam, dengan cara menggunakan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan, mencak kertas atau karton yang pacak diuraikan lebih mudah. Penggunaan bahan-bahan ini pacak ngebantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan membantu dalam upaya pengelolahan limbah yang lebih berkelanjutan.
Berikut ini hasil dokumentasi yang dilakukan tim penulis pada kegiatan English Camp 2024 di daerah 26 Ilir yang berkaitan dengan observasi yang sudah tim penulis tentukan.
Foto 1 : Limbah styrofoam di selokan
Gambar 1. Limbah styrofoam di selokan (Dokumentasi Tim Penulis)
Keidakpedulian terhadap pengolahan sampah styrofoam biso mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Misalnyo, biso terjadi penyumbatan selokan seperti yang terlihat dalem gambar yang pastinya membuat tumpukan sampah pada selokan yang ngebuat jadi kotor yang biso menimbulkan tumbuh biaknya tempat penyakit.
Foto 2 : Penggunaan styrofoam di rumah makan dan warung
Gambar 2. Salah satu tempat makan yang menggunakan styrofoam (dokumentasi tim penulis)
Warung atau rumah makan cenderung pake styrofoam sebagai pengemas makanan dari pada pake kertas,besek,atau ngunoke wadah makan pribadi. Hal ini dikarenakan styrofoam mudah didapet, harganyo murah, serta kurangnyo pengetahuan mengenai bahayo dari styrofoam. Oleh karno itu, warung atau rumah makan jadi salah satu penyumbang utama limbah styrofoam.
Foto 3 : pembuangan styrofoam di kotak sampah
Gambar 3.Tempat sampah yang dibuat dari bahan bekas (dokumentasi tim penulis)
Ini merupakan contoh kesadaran masyarakat di daerah 26 Ilir terkait dengan kebersihan lingkungan. Dengan adonyo fasilitas tempat pembuangan sampah yang pake barang barang bekas yang didaur ulang, kreativitas penduduk sekitar dapat menjadi inspirasi atau inovasi bagi tempat-tempat lain untuk lebih merhatike lingkungan. Daur ulang sampah dapet ngasih kontribusi pada sektor ekonomi dan dapet ngurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Foto 4 : Mengurangi limbah styrofoam dengan bahan ramah lingkungan
Gambar 4.Mengurangi limbah styrofoam dengan bahan ramah lingkungan (dokumentasi tim penulis)
Bahayo styrofoam bagi lingkungan idak boleh dianggep sepele. segalo pihak perlu bersinergi buat ngatasi permasalahan lingkungan. Berikut ini hal yang pacak dilakuke untuk ngurangi penggunaan styrofoam adalah dengan membawa wadah makanan sendiri, ngunoke wadah makanan yang ramah lingkungan mencak daun pisang, daun jati, besek bambu, boks karton, Kertas Foodgrade, dan lain-lain.
Jika kami menjadi peneliti Epidemiologi:
Sebagai peneliti epidemiologi, kami akan nyelidiki upayo untuk ngatasa dampak penggunaan styrofoam melalui studi cross sectional yang telah kami rencanoi. Kami akan melakukan observasi langsung ke lingkungan yang tercemar yang disebabkan oleh limbah styrofoam, dan kami akan melakukan observasi dengan cari informasi mengenai styrofoam ini kepada beberapo. kelompok masyarakat yang ado di lingkungan sekitar tempat penelitian.
Variabel yang kami fokuske yaitu ngasih edukasi kepada masyarakat tentang bahayo penggunaan styrofoam, dan mendorong penggunaan alternatif yang ramah lingkungan melalui kampanye penyuluhan dan program komunikasi yang efektif. Dari penelitian ini outcome yang ingin kami dapetke yaitu pengetahuan mengenai bahaya styrofoam pacak diketahui oleh masyarakat sehingga bisa mengubah prilaku masyarakat agar pacak mengurangi penggunaan styrofoam.
Beberapo alesan ngapo kami menggunakan metode ini untuk penelitian dampak penggunaan styrofoam antara lain.
- Metode ini memungkinkan pengumpulan data dari berbagai kelompok dalem satu periode waktu, sehingga lebih efisien dalem hal waktu dan biaya.
- Dengan mengumpulkan data dari berbagai kelompok dalam satu waktu, peneliti pacak memperoleh gambaran yang lebih luas tentang dampak penggunaan styrofoam.
- Metode ini ngebuat peneliti biso membandingkan dampak penggunaan styrofoam di banyak kelompok, mencak berbeda usia, jenis kelamin, atau pendidikan.
- Metode ini tidak memerlukan follow-up data, sehingga lebih mudah untuk dilakuke dalem penelitian dampak penggunaan styrofoam.
LESSON TO LEARN
Kesadaran untuk makek styrofoam penting nian karno bakal dak hanyo terbatas di pencemaran lingkungan, tapi jugo berdampak di kesehatan manusio cak yang di tau, wadah styrofoam dibuat dari polimer-polimer yang mengandung bahan kimia adiktif. Zat-zat adiktif ini pacak pindah ke dalam makanan yang di bungkus, sampe bahayo untuk kesehatan manusio karno besifat karsinogenik yang pacak ningkatke resiko kanker. Mangkonyo, edukasi tentang pengurangan pemakean styrofoam tu penting, terutamo di tempat rumah makan karno banyak jadi sumber utamo sampah styrofoam.
Salah sikok upayo edukasi untuk ngurangi pengguno styrofoam di daerah 26 Ilir Kota Palembang adalah dengan ngajak wargo setempat untuk daur ulang sampah styrofoam supayo pacak dijadike barang yang bermanfaat. Selain itu, jugo penting untuk mendorong wargo 26 Ilir supayo ngurangi pengguno styrofoam dengan ganti wadahnyo dengan alternatif yang lebih ramah tempat, cak daun pisang daun talas dan food paper. Ngurangi pengguno styrofoam tentu punyo dampak bagus yang signifikan misalnyo pacak ngurangi produk sampah, hiegenitas yang baek, dan pacak ngurangi dampat lingkungan, karno dengan ngurangi pengguno styrofoam pacak bantu kito untuk ngurangi beban terhadap ekosistem, bantu ngelindungi keanekaragaman hayati, serto pacak kontribusi pada kesehatan planet untuk generasi sekarang dan yang bakal datang.
Oleh karno itu, hasel dari yang di observasi ni diharapke pacak jadi tau bagi kami sebagai pengamat, dan di harapke temuan dari observasi kami pacak di digunoke sebagai materi edukasi bagi wargo, untuk ngurangi pengguno styrofoam yang baek dalam lingkup rumah tanggo mauppun industri, dengan dukungan penuh dari pemerintah.
Editor: Najmah, Rudi Harsam, Oca Tresia